Bismillahirrahmannirrahiim…
Evi Nurlaily – IP Batam
Bingung mau tulis apa, yang pasti sangat bahagiaaa
sekali bisa bergabung di Matrikulasi Batch#8. Dimana ini adalah gerbang menuju
perkuliahan di IIP.
Proses dalam bahtera matrikulasi ini di analogikan seperti sebuah proses
perjalanan untuk memulai penjelajahan samudera, Sebelum nya para penumpang di arahkan untuk
mencari tiket (berupa NIM) dan paspor (berupa foto berbingkai) agar bisa menaikkan
jangkar untuk menjelajah menemukan harta
karun, mebuka kerang istimewa, agar bisa menemukan kompas peradaban. Kemudian di
perkenalkan juga dengan para awak kapal yang akan menjadi teman belajar dan mengawal perjalanan (para widyaswara), Ini sangat sangat menarik sekali.
Saya sangat
senang setiap kali berhasil menyelesaikan misi lebih cepat dari pada deadline
yang di tentukan, karna kembali ke Pelabuhan
Matrikulasi sungguh bukan lah harapan saya. Bisa bergabung di komunitas IP
adalah impian saya semenjak memutuskan ingin berbelok bekerja di ranah domestik.
Sehingga sebisa mungkin tidak mengambil resiko dengan menyetor tugas di jam-jam
cinderella. Mengingat anak gede yang
tidak bisa di kondisikan kapan waktu rewelnya, ditambah lagi saya masih WFH dan
harus mengurus suami juga. Dimana ada waktu luang disitu saya sempatkan sedikit
demi sedikit.
![]() |
Menemukan Harta Karun berupa kerang istimewa |
![]() |
Yeay inilah kerang istimewa... |
![]() |
Kerang Istimewa Terbuka ... |
Kemudian Misi Dua- Membuka Kerang Istimewa, ini
berupa prinsip dalam berkomunitas (Adab berkomunitas/Semua boleh kecuali yang tidak boleh). Proses mengerjakan tugas
ini pun berjalan lancar tanpa ada kendala. Alhamdulillah saya bisa menyetorkan tugas di
misi ini jauh sebelum deadline nya.
![]() |
Kompas Peradaban |
Lanjut Misi
Tiga - Kompas Peradaban (Membumikan COC), ini berupa Code of Conduct yang
berlaku di komunitas, Tentang semua boleh kecuali yang tidak boleh di IIP dan
aksi apa saja yang bisa kita lakukan untuk membumikan COC tersebut. Proses mengerjakan misi tiga ini sangat deg
deg an dan menguras otak karna bertepatan dengan saya yang WFH, berkejaran
dengan waktu “Bebikinan buka puasa” (ini adalah hari Pertama puasa), juga anak gede baru Bangun tidur sore jadi
sedikit rewel. Yang paling menegangkan kami para pejuang matriks baru tersadar
bahwa ada tugas di minggi ini. Ini benar-benar waktu yang sangat mepet sekali. Deadline
di hari Jumat dan kami baru tau dan saling mengingatkan di group hari Jumat
pagi. Wow… tapi Alhamdulillah saya bisa menyetorkan tugas tepat jam delapan
malam. Esok nya para buncek di grup HIMA juga mengingatkan kepada pejuang
matriks untuk set group FB menjadi palnned group, Selalu rajin mengecek FB Group karna akan ada kejutan di
setiap Senin-Selasa-Jumat dan akan nad Misi di setiap Selasa-Kamis (Big Noted
untuk jadwal-jadwal tersebut)
Dan inilah Aliran
Rasaku…
Misi demi misi mengajarkan untuk selalu kompak dengan
teman-teman seperjuangan, saling mengingatkan dan menguatkan, colek mencolek
saling mebantu dan menyemangati satu sama lain agar bisa tetap kuat menghadapi
deburan ombak yang menghadang dan bisa lulus bersama-sama. Terus berusaha tapi jangan tergantung pada
orang lain. Bahkan para senior pun menyarankan apabila kita sudah berusaha tapi
sangat kesulitan dalam menyetorkan tugas di detik-detik terakhir bisa meminta
bantuan kepada teman yg lain, ini benar-benar membuat saya terharu. Sedih
rasanya jika ada teman yang gugur karna terlambat menyetorkan misi di detik
terakhir.
Saat mengerjakan misi ketiga, saya benar-benar
tersentuh dengan aksi pada poin tidak
menjadi silent rider. Saya adalah type pendengar setia yang takut tampil di
keramaian, Bisa di bilang tidak terlalu aktif. Dibawah ini adalah penjelasan
dari WI –Riefki Amalia yang sangat
mengena di hati saya:
➡ Berkomentar secukupnya, tapi
sungguh-sungguh mencerna, mempraktekkan ilmu dan mengerjakan tugas tentu tidak
termasuk silent reader.
➡ Saya ingat sekali saat itu bu Septi pernah menyampaikan, saat kita belajar di kelas online bayangkan itu seperti kita belajar di kelas offline, jadi kira-kira seminimal apa respon kita di kelas ?
Menjawab salam, presensi, menjawab pertanyaan jika ada pertanyaan, dst .
Jika di awal-awal kelas kita masih sering bingung untuk merespon lebih banyak , ini tidak apa-apa , tapi seiring berjalannya waktu, tentu harus semakin aktif dan meningkat sesuai kapasitas
➡ Saya ingat sekali saat itu bu Septi pernah menyampaikan, saat kita belajar di kelas online bayangkan itu seperti kita belajar di kelas offline, jadi kira-kira seminimal apa respon kita di kelas ?
Menjawab salam, presensi, menjawab pertanyaan jika ada pertanyaan, dst .
Jika di awal-awal kelas kita masih sering bingung untuk merespon lebih banyak , ini tidak apa-apa , tapi seiring berjalannya waktu, tentu harus semakin aktif dan meningkat sesuai kapasitas
Kata diatas benar-benar menyentuh bagi saya dan
membuat saya sadar bahwa itu benar dan saya seharusny menjadi lebih aktif di group.
Bukan kan menjawab salah itu Wajib? Bukan kah jika ada yang bertanya seharusnya
kita menjawab?
IIP memaksa saya untuk selalu bersungguh dan disiplin tepat waktu dalam mengerjakan
tugas, bagaimana bisa? Sekali tidak submit tugas akan langsung gugur tidak
ada dispensasi dan langsung diarahakan kembali ke “Pelabuhan Matrikulasi”. Dan
anehnya paksaan ini justru memicu adrenalin dan membuat saya bersemangat. Saya deg
degan setiap kali ada tugas yang memaksa saya berfikir kritis untuk merangkai
kata-kata. Mungkin dampak positif nya mengerjakan tugas bisa melatih saya untuk
menjadi penulis blogger hahaha (*ngarep nih bu). Semoga saya dan teman-teman yg
lain bisa lulus tahap demi tahap di IIP. Aamiin …